Permasalahan Memori di PC

Dulu, saya sempat berusaha untuk menambah memori DDR-SDRAM 256 MB di komputer – sebuah sistem AMD Athlon Sempron 2800+ (soket 754) – dengan sekeping memori lagi sebesar itu. Lumayan, pikir saya. Bisa dapat 512 MB. Namun sayangnya ketika dua keping memori itu disandingkan, di slot masing-masing tentunya ;-) , sistem malah menjadi tidak stabil. Crash berulang kali. Usut punya usut meski keduanya berkapasitas sama, dan dari pabrikan yang sama pula, ternyata keduanya menggunakan chip memori yang berbeda satu sama lain. Tidak compatible. Itulah isu utamanya.

Jadilah akhirnya saya harus menyimpan kembali keping memori baru itu rapat-rapat, dan sistem tetap berjalan dengan memori 256 MB.

Nah, sekembali dari pelatihan di Malang, atau setidaknya selama 10 hari komputer “nganggur” di kos, komputer ini mulai bermasalah. Di tengah-tengah saya mengetik naskah, tiba-tiba komputer restart. Sistem lalu crash, bahkan gagal masuk ke Windows XP, di drive E.

Saya pun mencoba untuk boot ke Windows ME yang terletak di partisi C. Awalnya biasa-biasa saja. Tetapi di pertengahan, mendadak layar “membeku”. Tombol reset akhirnya harus saya pencet.

Hmmm…

Mungkin ada bad sector di drive E dan C?

Dengan menggunakan CD instalasi WindowsXP, komputer di-boot ulang. Dari menu yang muncul saya memilih untuk menjalankan Recovery lewat modus command prompt. Sekedar mencoba menjalankan chkdsk untuk memeriksa bad sector di seluruh partisi.

Aneh. Hasilnya “Found no error(s)…“.

Apakah penyebabnya, karena CPU atau motherboard-nya kepanasan (overheat)? Karena kipas pendinginnya mati, misalnya?

Saya coba masuk ke BIOS. Dari menu Hardware Monitor, tampak kecepatan putaran kipasnya (RPM) normal. Suhu di CPU dan motherboard biasa-biasa saja. Nilai tegangan CPU (Core Voltage), 5V dan 12V tidak menyimpang. Jadi sepertinya ini bukan masalah daya juga.

Ataukah mungkin karena ada komponen yang kendor? Memori kurang menancap di slotnya, misalnya.

Penasaran. Casing akhirnya saya buka juga. Memori dilepas, bagian pin-pin kontaknya dibersihkan, lalu ditancapkan lagi (di slot DIMM2). Sistem dinyalakan. Hasilnya tetap sama. Kadang-kadang bisa masuk ke Windows XP. Tetapi tidak berselang lama sistem mendadak restart lagi.

Komputer dimatikan. Kali ini memori saya pasangkan di slot sebelahnya (DIMM1). Saat dinyalakan, sistem bisa masuk ke Windows XP secara normal. Reboot mendadak, masih terjadi tetapi frekuensinya berkurang.

Ada semacam “pola”. Jika komputer dipergunakan untuk membuka berbagai program sekaligus pada suatu waktu, maka sistem menjadi sangat lambat, dan berikutnya komputer langsung restart.

Saya pun curiga. Jangan-jangan memori menjadi biang kerok-nya. Sepertinya ada beberapa bagian blok memori yang rusak di keping RAM itu.

Nah, untuk yang satu ini, saya butuh bantuan software penguji memori alias memory tester. Dari hasil membongkar-bongkar simpanan CD di rak, akhirnya saya dapatkan sebuah UltimateBootCD.

Melewati proses booting lewat CD-ROM, dan memilih menu Mainboard Tools > Memory Tests, terdapat 5 jenis perangkat lunak untuk menguji memori:

1. DocMem RAM Diagnostic V.3.1.beta

Saat saya jalankan, cuma muncul tampilan programnya, dan sesudah itu tidak dapat diapa-apakan, alias hang.
2. TestMem IV.

Saat dijalankan, lancar. Namun sesudah melakukan perhitungan AMD Heat – yang saya tidak tahu apa maksudnya – dari 0 s/d 100%, tampilan monitor dipenuhi warna-warna acak yang menutupi program utama.
3. Windows Memory Diagnostic.

Tes berjalan singkat dan lancar. Tidak ada tanda-tanda kerusakan blok memori.
4. Memtest 86 v.3.3.

Tes berjalan secara berulang-kali. Tidak ada petunjuk apa pun mengenai permasalahan di memori.
5. Memtest 86+ v.1.7.0.

Pada tahapan awal semuanya berjalan lancar, namun saat masuk jenis pengujian yang ke-8, aplikasi ini menunjukkan ada beberapa blok memori yang bermasalah. Antara lain pada blok memori 189 MB (sebagai catatan, komputer saya menggunakan memori VGA onboard 64 MB, artinya yang tersisa tinggal 192 MB), yang itu artinya 2 hingga 3 MB blok memori terakhir dari keping tersebut terdeteksi bermasalah.

Nah, ini dia! Berarti benar dugaan saya jika ada kerusakan di beberapa blok memori RAM. Akhirnya ….

Saya pun teringat kembali dengan keping memori baru yang sempat dibeli dulu. Memori yang bermasalah akhirnya dilepas dan diganti dengan keping baru tersebut. Untuk memastikan, saya pun mengulangi seluruh tes untuk keping ini.

Hasilnya normal. Tidak ada cacat blok memori sedikit pun. Bagus.

Jadi ada hikmahnya juga. Meski tidak jadi meng-upgrade RAM menjadi 512 MB, setidaknya saya masih memiliki “cadangan” keping memori. Kendatipun masalah terselesaikan, namun saya masih belum mengerti, apa yang menyebabkan beberapa blok memori tersebut rusak?

Hmmm….

No comments:

Post a Comment