
"Ya masukin pelan-pelan.. terusss... tekan pelan-pelan saja jangan terburu-buru." Eitt jangan berpikir jorok dulu dong. Itu tadi kata-kata dari pak penghulu menuntun mempelai pria memasukkan cicin kawin kepada mempelai wanita. Minggu lalu, tetanggaku (sebut saja Adi & Zeti) melepaskan masa lajangnya. Meriah sekali, meski di gang sempit tetapi tamu hilir mudik, keluar masuk, mengular sampai ujung gang.
Sebagai tetangga baru tentunya aku tidak mau ketinggalan untuk berpartisipasi dalam setiap momen indah ini, --yang tiga bulan lalu kami juga merasakannya. Aku ikut datang di upacara akad nikah mereka. "Jadi menikah itu untuk sekali seumur hidup. Jangan seperti artis, sudah menikah di Mekkah eee lima bulan kemudian sudah meutuskan cerai," ujar penghulu yang memberikan khotbah nikah. Sang pengantin hanya senyum-senyum dikulum dan tertunduk malu.
Menikah itu ibadah dan sesuatu yang indah. Bayangkan saja, kita yang biasanya tidur sendirian eee jadi berdua. Tadinya makan sendirian ee jadi berdua. Ke toko buku, ke mal, ke supermarket, ke pasar becek, sendirian semuanya jadi berdua. Semuanya dipikirkan berdua dalam suka maupun duka.
Emang pacaran enggak berdua? Lain... boss... sekali lagi... Lain! Pacaran itu hanya membuat jerawat bertambah, kepala jadi pening, dompet terkuras, apes-apesnya bisa bunuh diri. Pacaran itu hanya fisiknya saja berdua, tapi psikisnya tetap sendiri-sendiri. Ego masing-masing masih saja dibawa. Simple aja contohnya, kalau pacaran kan gak mungkin mengatur keuangan bersama, mengatur jadwal siapa yang ngepel minggu ini, siapa yang nyuci baju, siapa yang memasak, kapan nonton film, kapan bayar listrik, kapan berbelanja mingguan, kapan ke perpustakaan.
Mencuci, mengepel kan bisa pembantu? Salah....! Keluarga modern justru semua pekerjaan rumah tangga dilakukan sendiri. Tidak ada ketergantungan dengan pembantu. Meg Ryan saja abis makan nyuci piring sendiri he he he. Cuman.. menikah bukan sekedar urusan berbagi kerja dalam rumah tangga. Menikah adalah wujud nyata dari cinta. Jadi jangan percaya kalau diajak pacaran saja tapi tidak berpikir ke depan untuk hidup berumah tangga.
Percaya monggo tidak ya monggo kersa. Tapi saya telah membuktikannya dan rasanya.... DAHSYAAATTTT mannn....
No comments:
Post a Comment